Menulis adalah proses menemukan diri, bagi aku.
Menulis puisi, malah menemukan kita jalan menuju hati sendiri.
Ketika kita tidak lagi menahan dinding yang mengelilingi, lalu mula menerima, bahawa hati kita memang selalu kalah bila berdepan dengan perasaan dan emosi.
Puisi, seperti kata Adigus, kata-kata terbaik tidak pernah ditemukan sesiapapun.
Lalu kita terus menulis, dan cuba memahami hati dan sunyi yang menghuni, dengan harapan puisi bisa mengangkat derita itu pergi.
"Puisi adalah lebih dari sekadar doa-doa yang patah hati" sebut Karl di dalam tulisannya.Membaca puisi Karl Agan membuatkan aku tidak henti tersenyum dan mengangguk setuju. Kerana benarlah sunyi itu sebenarnya mempunyai frekuensi yang sama, dan rasa itu membuatkan kita begitu mudah berasa dekat dengan penulisnya.
"I don't think all writers are sad, she said. I think it's the other way around- all sad people write."— Lang Leav
Moga Allah berikan hikmah di atas setiap tulisan kita.
06082016
UNITAR, KJ