Monday 25 April 2011

Sirah 4 : Pemuda bangsawan yang zuhud

Bismillah...


Seseorang yang berlumur darah dan terkubur di tanah Uhud, kakinya ditutupi rumput-rumput harum, badannya hanya ditutupi sepetak kain wool yang tidak cukup menutupi seluruh tubuhnya. Seseorang itu dulunya adalah anak kesayangan ibunya, diberi pakaian paling mahal. Harum parfumenya menyebar ketika dia berjalan. Dialah dulunya yang menjadi pembicaraan wanita-wanita Makkah, dan idola teman-temannya. Dialah seorang pemuda paling popular di kalangan kaum muda Quraish. Pemuda itu meninggalkan semua hal keduniaan itu untuk pergi memenuhi panggilan Allah dan mencari ridhaNya. Pemuda itu ialah Mus’ab bin Umair bin Hashim bin Abd Munaf atau yang dikenal sebagai Mus’ab al Khair.

Mus'ab yang saat itu masih muda mendengar tentang munculnya seorang nabi terpilih di kalangan kaum Quraisy. Seorang nabi yang membaca ajaran tauhid. Didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar, maka Mus'ab pun pergi menemui Nabi SAW untuk mendengar sendiri ajaran yang dibawa oleh baginda. Suatu malam, Mus'ab memutuskan untuk pergi ke rumah Al-Arqaam Ibn Al-Arqam--yang kemudian dikenal dengan Daar al Arqaam di kalangan muslim-, meninggalkan teman-temannya yang sedang berkumpul. Di sinilah Mus'ab bertemu dengan Nabi SAW dan muslim-muslim lainnya ketika itu, tanpa diketahui oleh orang-orang Quraish.

Disinilah dimana Mus'ab mendengar Rasulullah berbicara tentang masa depan islam, mendengar ayat-ayat quran dan solat di belakang Rasulullah SAW. Malam itu,, Mus'ab duduk bersama muslim lainnya, mendengarkan ayat-ayat quran yang dikumandangkan oleh Rasulullah SAW. Ketika itulah, Mus'ab lupa akan kesenangan hidup di dunia, menemukan kunci kebahagiaan abadi.

Perjalanan Mus'ab dalam memeluk islam tidaklah mudah. Ibunya yang bernama Khunnas binti Maalik adalah penentang utama akan keyakinan barunya ini. Untuk menghindari pertengkaran, maka Mus'ab mula-mula tidak memberi tahu ibunya bahwa dia telah memeluk islam. Tetapi, melalui pembicaraan orang-orang yang sering melihat Mus'ab mengunjungi Daar Al-Arqam akhirnya ibunya pun mengetahui bahwa Mus'ab telah menjadi muslim. Ibunya yang terkenal sebagai seorang penyembah berhala yang kukuh memerintah Mus'ab untuk kembali ke agama berhala dan bertaubat, meninggalkan islam. Mus'ab menolak dan akhirnya dikunci di salah satu sudut rumahnya.

Mus’ab sebenarnya adalah anak yang paling disayangi ibunya berbanding anggota keluarganya yang lain. Apa sahaja permintaannya tidak pernah ditolak. Oleh itu tidaklah menghairankan apabila ibunya begitu marah selepas mendapat tahu Mus’ab telah menganut Islam. Ibunya telah mengurung dan menyeksa Mus’ab selama beberapa hari dengan harapan dia akan meninggalkan Islam. Bagaimanapun tindakan itu tidak sedikit pun melemahkan keyakinannya. Pujukan dan ancaman ibunya langsung tidak berkesan. Apabila sudah habis ikhtiar,mereka membebaskannya buat sementara.

Tindakan ibunya tidak sedikit pun menimbulkan rasa takut pada Mus’ab.Sebaliknya,dia tidak jemu-jemu memujuk ibunya supaya memeluk Islam kerana sayangkan ibunya.Mus’ab membuat pelbagai ikhtiar tetapi semua tindakannya hanya menambahkan lagi kemarahan dan kebencian ibunya.

Pada suatu hari Mus’ab melihat ibunya dalam keadaan pucat lesi. Dia pun bertanyakan sebabnya. Kata ibunya, dia telah berniat di hadapan berhala bahawa dia tidak akan makan dan minum sehingga Mus’ab meninggalkan Islamnya.Cuba bayangkan bagaimana jika kita berada di tempat Mus’ab ketika itu, berhadapan dengan ibu yang hanya hampir tinggal nyawa-nyawa ikan? Apakah jawapan kita? Tergamakkah kita membiarkannya terlantar begitu? Atau apakah ada jawapan yang lain? Dengarlah jawapan Mus’ab kepada ibunya:

“Andaikata ibu mempunyai seratus nyawa sekalipun, dan nyawa ibu keluar satu demi satu, nescaya saya tetap tidak akan meninggalkan Islam sama sekali.”

Berita bahwa kaum muslim hijrah ke Habsyah sampai ke telinga Mus'ab. Rindu akan bertemu dengan saudara-saudara seagamanya, Mus'ab pun melarikan diri dari ibunya dan penjaga-penjaganya,kemudian bergabung dengan muslimin yang pindah ke Habsyah.Tak lama kemudian, Mus'ab pulang ke Makkah untuk hijrah kedua kalinya bersama Rasulullah SAW ke Yathrib. Ketika Mus'ab pulang dari Habsyah, Ibunya berusaha memenjarakan Mus'ab. Tetapi Mus'ab bersumpah akan membunuh siapa yang akan berusaha menangkap dan mempenjarakannya. Tahu akan keras dan teguhnya pendirian anaknya, Ibunya berikrar bahwa Mus'ab tidak diakui lagi menjadi anaknya. “Pergi, kamu bukan anakku lagi.” Pada saat itu Mus'ab berkata pada ibunya, "Oh Ibu, aku ingin menasihatimu dan sesungguhnya hatiku menyayangimu, ibu bersaksilah bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusanNya. " Dengan muka merah padam ibunya bersumpah "Demi bintang-bintang, aku tak akan pernah masuk ke dalam agamaku, merendahkan martabatku dan dan melemahkan fikiranku!"

Mus'ab memasuki islam dengan sebenar-benarnya, mengikuti firman Allah dalam Alquran yang berkata: udkhuluu fi silmi kaafah (Masukilah islam dengan sempurna/kaffah).Tiada lagi kemewahan pada dirinya, bajunya sederhana, makanan seadanya, dan tanah adalah tempat tidurnya.

Suatu hari, Mus'ab pergi untuk bertemu beberapa muslim.Ketika itu mereka sedang duduk bersama Nabi SAW. Ketika mereka melihat Mus'ab, mereka menundukkan kepala sambil menangis diam-diam. Ingatan mereka kembali kepada seorang anak muda yang dulunya anak kesayangan sang ibu, dapat meminta apa saja keinginannya.Pakaian mewahnya dulu kini telah berganti dengan pakaian sederhana yang penuh tampalan,yang hampir saja tak mencukupi badannya. Ketika Mus'ab pergi meninggalkan majlis itu, Nabi SAW mengatakan:"Aku lihat Mus'ab, dan sungguh tidak ada anak muda di Makkah yang lebih berpunya daripada ia. Tetapi semua kemewahan itu dia tinggalkan demi cintanya kepada Allah dan nabiNya.”

Melihat perilakunya yang baik dan kesabarannya yang tinggi, Nabi Muhammad SAW menyuruh Mus'ab untuk pergi ke Yathrib untuk mengunjungi orang-orang yang telah melakukan perjanjian kepada Nabi di Aqabah, menyebarkan islam, dan mempersiapkan kota Yathrib untuk hijrah nabi Muhammad SAW.Padahal ketika itu masih banyak sahabat-sahabat lain yang mempunyai kekuatan dan keberanian. Tetapi, nabi Muhammad SAW tetap memilih Mus'ab untuk pergi ke Yathrib.

Selama di Yathrib, Mus'ab tinggal sebagai tamu di rumah Sa'ad Ibn Zurarah dari suku Khazraj. Bersama-sama mereka mengunjungi penduduk Yathrib, menjelaskan ajaran tauhid dan melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Suatu ketika, Mus'ab dan Sa'ad duduk di dekat sumur sebuah perigi di daerah bani Zafar. Kemudian mereka didekati oleh Usayd Ibn Khudayr dengan muka merah padam dan tombak ditangan. Sa'ad berbisik kepada Mus'ab:“Dialah pemimpin kaum ini. Mudah-mudahan Allah memberikan hidayah padanya.”

Mus'ab menjawab dengan tenang: “Jika dia mahu duduk, barulah aku akan berbicara dengannya.” Usayd sangat marah kerana Mus'ab telah berhasil menyebarkan islam dengan terus bertambahnya penduduk Yathrib yang memeluk islam. Usayd berteriak: “Kenapa kamu berdua datang kepada kamu dan mempengaruhi kaum yang lemah diantara kami? Jauhi kamu jika kamu masih ingin hidup.”Mus'ab tersenyum dan berkata"Tidak maukah kamu duduk dan mendengarkan apa yang akan kami sampaikan? Jika kamu tidak menyukai apa yang akan
kami sampaikan, kami akan berhenti dan pergi".

Usayd memutuskan untuk duduk dan mendengar apa yang Mus'ab ingin sampaikan.Mus'ab mulai menerangkan mengenai Islam dan melantunkan sebagian dari Quraan. Seketika ekspresi muka Usayd berubah. Kata pertama yang diucapkannya adalah: "Betapa indahnya ayat-ayat ini dan betapa benarnya kandungannya, bagaimana caranya memasuki agama ini?" Mus'ab berkata: "Mandilah, bersihkan dirimu dan pakaianmu. Kemudian ucapkanlah shahadat dan laksanakanlah shalat." Usayd pun bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusanNya. Kemudian ia shalat dua rakaat. Keislaman Usayd inipun diikuti seorang pemimpin berpengaruh lainnya yaitu Sa'ad ibn Muaadh.

Saat Nabi SAW hijrah, tidak satu rumah pun di Yathrib yang belum dikunjungi Mus'ab untuk menyampaikan islam. Pada hijrah berikutnya, Mus'ab membawa 70 orang muslim dari Yathrib untuk mengadakan perjanjian mendukung nabi Muhammad SAW .

Setelah pasukan muslimin menang pada perang Badar, kaum muslimin menangkap beberapa kaum kafir mekkah dan meminta tebusan akan mereka. Ketika Mus'ab melewati para tawanan ini, dia melihat abang kandungnya yang bernama Abu Aziz ibn Umayr. Mus'ab sama sekali tidak berusaha membebaskan abangnya, tetapi ia menyuruh agar abangnya itu diikat dengan erat sambil berkata: "Ibunya adalah seorang yang kaya dan akan memberi tebusan yang banyak, jagalah ia". Ketika itu abangnya mengingatkan Mus'ab bahwa dia adalah abang kandungnya. Mus'ab menjawab : "Yang ku akui sebagai persaudaraan adalah persaudaraan dalam islam, laki-laki ini adalah saudaraku, bukan kamu!"

Ketika perang Uhud terjadi, Mus'ab dipilih untuk membawa panji-panji Islam.Ketika pasukan pemanah meninggalkan bukit yang menjadi pengkalannya (melanggar perintah nabi), maka kaum kafir Mekkah menyerang balik dan berusaha membunuh Nabi Muhammad SAW yang ketika itu dilindungi oleh beberapa sahabat. Seketika ada sebuah teriakan yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat.Tetapi Mus’ab tetap tidak berganjak dari tempatnya dan menyeru: “Muhammad adalah Rasul, dan sebelumnya telah banyak diutuskan rasul.”

Ketika itu, seorang tentera berkuda Quraisy, Ibn Qamiah menyerbu ke arah Mus’ab dan melibas tangan kanannya yang memegang panji-panji Islam. Mus’ab menyambut panji-panji itu dan memegang dengan tangan kirinya sambil mengulang-ulang laungan tadi. Laungan itu menyebabkan Ibn Qamiah bertambah marah dan menetak tangan kirinya pula. Mus’ab terus menyambut dan memeluk panji-panji itu dengan kedua-dua lengannya yang kudung. Akhirnya Ibn Qamiah menikamnya dengan tombak. Maka gugurlah Mus’ab sebagai Syuhada Uhud. Al-Rum, Amir ibn Rabiah dan Suwaibit ibn Sad telah berusaha mendapatkan panji-panji tersebut daripada jatuh ke bumi. Al-Rum telah berjaya merebutnya dan menyaksikan sendiri syahidnya Mus’ab. Al-Rum tidak dapat lagi menahan kesedihan melihat kesyahidan abangnya. Tangisannya memenuhi sekitar bukit Uhud.

Setelah Perang Uhud berakhir, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat kembali ke bukit uhud untuk menguburkan syuhada-syuhada yang gugur, yang sebagian mayatnya sudah dirusak wanita-wanita quraisy yang mencuri barang mereka. Nabi Muhammad SAW berhenti sejenak ketika beliau melihat jenazah Mus'ab dan berkata: Diantara orang-orang yang beriman ada mereka yang setia dengan janjinya dengan Allah. Kemudian Rasul SAW memandang ke jenazah-jenazah para syuhada dan berkata: Sesungguhnya nabi Allah ini bersaksi bahwa mereka adalah syuhada Allah pada hari Kebangkitan nanti.

Ketika hendak dikafankan, tidak ada kain yang mencukupi untuk menutup mayat Mus’ab. Keadaan itu menyebabkan Rasulullah SAW tidak dapat menahan kesedihan hingga bercucuran air matanya. Keadaannya digambarkan dengan kata-kata yang sangat masyhur:
“Apabila ditarik ke atas, bahagian kakinya terbuka. Apabila ditarik ke bawah, kepalanya terbuka. Akhirnya, kain itu digunakan untuk menutup bahagian kepalanya dan kakinya ditutup dengan daun-daun kayu.”

Demikian kisah kekuatan peribadi seorang hamba Allah dalam mempertahankan kebenaran dan kesucian Islam. Beliau jugalah merupakan pemuda dakwah yang pertama mengetuk setiap pintu rumah di Madinah sebelum berlakunya hijrah. Kisahnya mempamerkan usaha dan pengorbanannya yang tinggi untuk menegakkan kebenaran. Semua itu adalah berkat proses tarbiyah yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW.

Mus’ab telah menjadi saksi kepada kita akan ketegasan mempertahankan aqidah yang tidak berbelah bagi terhadap Islam sekalipun teruji antara kasih sayang kepada ibunya dengan keimanan. Mus’ab lebih mengutamakan kehidupan Islam yang serba sederhana dan kekurangan berbanding darjat dan kehidupan yang mewah. Dia telah menghabiskan umurnya untuk Islam, meninggalkan kehebatan dunia, berhijrah zahir dan batin untuk mendapatkan keredhaan Allah dan RasulNya.

*************


Mari kita lihat ke dalam diri kita, adakah terdapat sedikit ciri-ciri yang dimiliki Mus'ab?
bagaimana mungkin kita yang bergelar orang yang ditarbiyyah tetapi tidak mempunyai sedikit pun dari keperibadian generasi-generasi Al Quran yang Rasulullah saw bentuk?
apa yang masih  kurang? lihat sendiri ke dalam hati kita.
masih ada kesan jahiliyyah yang menyelimuti, sehinggakan membentengi cahaya iman menerobos masuk ke dalam nurani.
apakah hati itu sedang 'sakit' ? sihatkah 'iman' kita?
jangan ambil mudah akan hal ini, kerana inilah yang akan dipertanggungjawabkan ke atas kita di akhirat sana nanti. 

seorang Ukhti berkata,
"Kadang-kadang,
kita terlalu banyak menerima,
hingga terlupa untuk memberi.
Lalu hati menjadi kering.
Ruhi tak terbasah.
...Jiwa tak terbuai.
Damai itu kian menjauh.
Bahagia pula mula meminggir.
Maka iman makin melemah.
Walau hati giat menyeru mujahadah.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Cinta Itu seakan kabur.
Apakah jiwa selalu takbur?"


Ya, hati itu tandus,setandus gurun di sahara..kering,keputusan 'air' yang membasahi ladang-ladang iman.. Bagaimana mungkin kita mampu bergerak menyeru kepada Mardhatillah andainya hati yang kering itu seakan-akan terbang dibawa angin mehnah dunia? TIDAK MUNGKIN.
 Bahkan kita sendiri akan terheret sama ke lembah kufur dan kehinaan.nauzubillahiminzalik .

 
Dakwah yang diiringi dengan jahiliyyah akan menyebabkan kita berdarah sepanjang jalan yang akhirnya akan menyebabkan kita mati di pertengahan jalan itu.Kerana jahiliyyah itu ibarat rantai karat yang menjerut iman. Semoga kita sama-sama bermujahadah mencabut rantai jahiliyah itu, walaupun mungkin kesakitan yang amat akan kita tanggung, tetapi ingatlah, Allah itu Maha Penyayang, dan Dia akan taburkan penawar sesejuk salju di musim dingin di 'bekas-bekas luka jahiliyah' itu tadi. Indah bukan? Tanamkan rindu kepada Allah, nescaya Dia akan campakkan rasa cinta di dalam hati mu. ;') saling mendoakan insyaAllah. doakan saya jugak ya? 


p/s : hari ini mula exam mid sem. Ayah ibu,doakan pika. T_T



2 comments:

Unknown said...

salam

ukhti syafiqah...semoga berjaya dunia akhirat! :)

seronok baca sirah..mahu lg.hihi

Infiru said...

Waalaikumussalam ukhti huda *maaf sy pggil huda,sbb suka nama ni! :)

Ameen ya Rabb. jzakillah doakan sy! awak pun sama, semoga Allah berkati dunia dan akhirat :)


Saya memang minat kisah Mus'ab :) hee.insyaAllah nnt sy carikan yg best2 lagi ye? :)

and and tak lupa,
terima kasih membaca :)
semoga ada yang bermanfaat.